Rabu, 24 September 2014

CALON MENARA KE 6

0



Hallo, saya Faris Abdurrachman Fadira. Saya baru saja menyelesaikan tugas membedah unsur intrinsik dari suatu noval. Saya memilih Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgygGhKipqCBi83pG7NpbUNsKguYT2CyOQ6AMVBARqmP3dLqcTlqthAsL5RnY6GhBIkFiGn8ZKSVKc6qiOkQkqPhMegp-sVnlZxC8mx9zDNnoMBL5G4_ZhnpiVtVouUznRY4fozZkj8eGM/s1600/index.jpg


SINOPSIS

       Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.

Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
           
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.


1. Tema
Trilogi Negeri 5 Menara ini mengangkat tema tentang pendidikan. Karena sejak awal permasalahan ditimbulkan oleh ketidak inginan tokoh utama menjalani pendidikan di pesantren.
2. Alur/Plot
Alur dalam novel ini adala maju-mundur. Pada bagian awal diceritakan tokoh Alif fikri bersama istrinya tengah berada di Washington DC. Lalu tokoh utama mengenang kembali masa-masa di PM. Buktinya adalah sebagai berikut:
WashingtonDC, Desember 2003, jam 16.00. Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku. Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemen Amerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasik dengan tonggak-tonggak besar. Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbangun jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat  terpatri dalam hatiku. ( hal.1 )
          Aku tegak di atas aula madrasah negeri setingkat SMP. Sambil mengguncang-guncang telapak tanganku, Pak Sikumbang, Kepala Sekolahku memberi selamat karena ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi di Kabupaten Agam. (hal. 5)
          London, Desember 2003, Gigiku gemeletuk. London yang berangin terasa lebih menggigil dari Washington DC. Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian kepelukan kami masing-masing.( hal. 405 )
3. Penokohan
        a. Alif Fikri
Merupakan tokoh utama dalam novel. Ia berkarakter baik hati, pintar dan sedikit keras kepala. Sikap keras kepalanya terbukti ketika ia menolak keras permintaan ibunya untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Madani. Impian menuntut ilmu di almamater berlambang Ganesha (ITB) pun terkadang membuat Alif iri pada Randai. Namun sedikit demi sedikit Alif mulai menyadari bahwa pilihan Amak adalah anugarh besar bagi dirinya.
        b. Randai
Sahabat dekat sekaligus rival bagi Alif Fikri. Kendati bersahabat, keduanya sama-sama bersaing untuk menduduki ranking tertinggi dalam kelas. Dalam novel ini, tokoh Randai diceritakan sebagai pelajar pintar, baik hati namun sombong. Ia sering memamerkan keberhasilannya di bangku sekolah pada Alif, termasuk ketika SMA.
        c. Sahibul menara
Merupakan teman dekat Alif semas adi PM. Mereka adalah Raja, Said, Dulmajid, Baso, dan Atang. Kelima orang itu diceritakan berwatak protagonis, dari merekalah Alif belajar mehargai perbedaan dan sedikit demi sedikit angannya melanjutkan pendidikan di SMA terobati.
        d.  Amak
Amak adalah ibu dari tokoh Alif Fikri, seorang guru MI yang berhati lurus, idealis dan memiliki kemauan tinggi untuk memajukan putranya. Idealismenya tidak pandang bulu dan bisa mengenai siapa saja termasuk putra sendiri. Pernah suatu kali ia melukiskan angka merah di raport Alif lantaran putranya itu tidak mau memainkan alat musik ketika praktik kesenian. Amak juga sempat dijauhi para guru saat ia dengan tegas menolak memberikan bantuan jawaban pada siswa-siswi yang tengah menjalani Ujian Nasional.
        e. Ayah
Dikisahkan sebagai orang sabar, pendiam tetapi juga sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya.
        f. Ustadz Salman
Tokoh ini adalah wali kelas Alif semasa di PM, seorang lelaki mda bertubuh kurus dan bersuara lantang. Dari mulut beliaulah Alif mendengar petuah yang menginspirasi serta menguatkan tekad menuntaskan belajar di PM.
        g. Kyai Rais
                Pemimpin PM yang dihormati banyak kalangan, tak terkecuali Alif. Beliau memberi kalimat yang terpatri kuat di hati para santrinya, yakni “Man Jadda Wa Jadda dan Man Shabara Zafira”.
        h. Sarah
Tokoh ini tidak terlalu ditonjolkan dalam novel. Ia adalah putri salah seorang pendidik di PM, satu-satunya perempuan yang pernah masuk ke lingkungan pesantren sehingga Sahibul Menara menjulukinya sebagai princess PM. Sahibul Menara juga sempat bertaruh barang siapa saja yang bisa mendekati Sarah, maka Raja akan mentraktirnya makan makrunah (makanan paling popular di PM) di kantin selama sebulan penuh. Alif yang kebetulan seorang pengurus majalah kampus bersedia menerima tawaran tersebut, dengan mengangkat profil keluarga Sarah, Alifpun sukses memenangkan taruhan karena sanggup menunjukkan bukti fotonya bersama Sarah.
4. Pelataran/Setting
        a. Latar tempat.
karena menceritakan seputar ponpes dan peristiwa pasca kelulusan Alif, maka settingnya sebagian besar di Pondok Madani dan di Maninjau (Sumatra_.
        b. Latar Sosial
Latar sosial dalam novel ini adalah keadaan seorang pelajar yang terpaksa menempuh jalan lain untuk menggapai mimpinya. Namun jalan itu justru membawanya pada hal-hal tak terduga yang merupakan bonus dari bermimpi.
 5. Amanat
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari novel karya Ahmad Fuadi ini. Salah satunya adalah banyak jalan untuk meraih cita-cita, meski menggunakan jalur berbeda dari keinginan namun kita pasti bisa menggapainya dengan satu syarat: tidak pernah menyerah.


 


0 komentar:

Posting Komentar